Analisis Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Bandeng pada Berbagai Tingkat Salinitas
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah
satu komoditas unggulan dalam budidaya perikanan Indonesia. Permintaan yang
stabil dan harga yang relatif aman menjadikan bandeng sebagai primadona di
berbagai wilayah pesisir. Pada fase awal kehidupannya, larva bandeng sangat
sensitif terhadap perubahan lingkungan, terutama salinitas (kadar garam).
Oleh karena itu, mengetahui tingkat salinitas optimal untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup larva merupakan poin penting dalam keberhasilan pembenihan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana berbagai tingkat salinitas memengaruhi pertumbuhan, kelangsungan
hidup, dan kualitas larva sebagai dasar rekomendasi bagi
pembudidaya.
Tujuan Penelitian
- Mengetahui
pengaruh salinitas berbeda terhadap pertumbuhan larva bandeng.
- Menganalisis
tingkat kelangsungan hidup (SR/Survival Rate) larva pada berbagai kondisi
salinitas.
- Menentukan
salinitas optimal yang dapat direkomendasikan untuk pembenihan intensif.
Tinjauan Pustaka
Larva bandeng umumnya dibesarkan pada kisaran
salinitas 10–35 ppt. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan
drastis salinitas dapat mengganggu osmoregulasi larva, sehingga memengaruhi:
- laju
makan
- efisiensi
metabolisme
- tingkat
stres
- mortalitas
Oleh karena itu, penelitian mengenai rentang
salinitas paling ideal sangat penting untuk meningkatkan efisiensi hatchery
bandeng nasional.
Metodologi Penelitian
1. Desain Percobaan
Penelitian dilakukan menggunakan empat perlakuan
salinitas:
- 10
ppt
- 15
ppt
- 20
ppt
- 25
ppt
Setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan
untuk memastikan keakuratan data.
2. Parameter yang Diamati
- Pertumbuhan
panjang & berat larva (diukur tiap 3 hari).
- Tingkat
kelangsungan hidup (Survival Rate).
- Perilaku
larva
(aktif, respons pakan).
- Kualitas
air:
suhu, DO, pH, amonia.
3. Analisis Data
Data dianalisis menggunakan ANOVA untuk melihat
perbedaan signifikan antarperlakuan, dilanjutkan uji DMRT jika diperlukan.
Hasil Penelitian
1. Pertumbuhan Larva
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa larva bandeng
tumbuh paling cepat pada salinitas:
15–20 ppt
Pada kisaran ini, larva menunjukkan:
- Laju
pertumbuhan panjang lebih stabil
- Nafsu
makan tinggi
- Warna
tubuh lebih cerah (indikasi kondisi sehat)
Pada salinitas 10 ppt, pertumbuhan sedikit
terhambat akibat beban osmoregulasi yang lebih besar.
2. Kelangsungan Hidup (Survival
Rate)
Tingkat kelangsungan hidup tertinggi ditemukan
pada:
Salinitas 15 ppt (SR: ±85%)
Salinitas 20 ppt (SR: ±82%)
Sedangkan SR menurun pada:
- 10
ppt (±65%)
- 25
ppt (±70%)
Ini menunjukkan bahwa salinitas moderat lebih aman
untuk fisiologi larva.
3. Perilaku Larva
Larva pada salinitas 15–20 ppt memperlihatkan:
- Gerakan
aktif
- Respon
cepat saat diberi pakan
- Tingkat
stres rendah
Larva pada 10 & 25 ppt cenderung kurang aktif
dan sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Pembahasan
Salinitas optimal memainkan peran penting dalam
mengontrol keseimbangan osmotik larva bandeng. Pada salinitas terlalu rendah
atau terlalu tinggi, energi metabolik larva lebih banyak digunakan untuk proses
osmoregulasi dibandingkan pertumbuhan.
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa salinitas 15–20
ppt memberikan kondisi paling stabil, mendukung:
- Efisiensi
pencernaan
- Laju
pertumbuhan
- Ketahanan
larva
- Kondisi
fisiologis yang sehat
Kisaran tersebut juga sesuai dengan standar
sebagian besar unit pembenihan modern.
Kesimpulan
- Salinitas
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva
ikan bandeng.
- Salinitas
15–20 ppt merupakan kisaran paling ideal untuk mendukung
pertumbuhan optimal.
- Salinitas
di bawah atau di atas kisaran tersebut cenderung meningkatkan beban
osmoregulasi yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan dan penurunan
survival rate.
- Hasil
ini dapat menjadi acuan penting bagi hatchery untuk meningkatkan efisiensi
produksi benih bandeng berkualitas.
Rekomendasi
- Pembudidaya
sebaiknya menjaga salinitas media pembenihan pada 15–20 ppt.
- Pemantauan
kualitas air perlu dilakukan minimal 2–3 kali sehari.
- Penelitian
lanjutan dapat mencakup pengaruh salinitas terhadap kualitas fisiologis,
kadar hormon, atau tingkat stres oksidatif larva.
Comments
Post a Comment