Ikan Cakalang: Spesies, Habitat, Penangkapan, dan Industri Pengolahan di Indonesia

IKAN CAKALANG

A.      Identifikasi Spesies & Klasifikasi



  1. Identifikasi Spesies

Nama umum: Ikan Cakalang
Nama ilmiah (Latin): Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758)
Nama dagang internasional: Skipjack Tuna
Nama daerah di Indonesia:

·       Sulawesi & Maluku: Cakalang

·       Jawa: Tongkol Cakalang

·       Sumatera: Kayu-kayu

Ciri khas spesies:

·       Tubuh memanjang, berbentuk torpedo (fusiform), sangat aerodinamis.

·       Warna punggung biru tua mengilap, dengan garis-garis horizontal keunguan.

·       Bagian bawah tubuh berwarna perak dengan 4–6 garis gelap di sisi bawah perut.

·       Tidak memiliki sisik besar, kecuali di daerah corselet (sekitar kepala dan belakang sirip dada).

·       Memiliki dua sirip punggung (dorsal) yang terpisah, diikuti oleh 7–9 finlet kecil menuju ekor.

·       Sirip ekor bercabang kuat (forked).

·       Panjang tubuh bisa mencapai 1 meter dan berat hingga 18–20 kg.

  1. Morfologi & Ciri-Khas
  • Bentuk tubuh: fusiform (memanjang, ramping), menyerupai torpedo, memudahkan berenang cepat. Scribd
  • Sirip: Dua sirip punggung terpisah, finlet di antara sirip punggung & sirip ekor. melekperikanan.com+1
  • Warna: Punggung berwarna biru baja/gelap, sisi/bawah perut keperakan atau perak. robinsonbisa.blogspot.com+1
  • Insang/tapis insang (“gill rakers”) sekitar 53-63 helai. melekperikanan.com+1
  • Ukuran: Dapat mencapai panjang signifikan untuk komunitas tangkap. anekaniaga.id+1

3.        Klasifikasi Taksonomi

Tingkat Taksonomi

Klasifikasi Ikan Cakalang

Kingdom

Animalia

Filum

Chordata

Kelas

Actinopterygii (ikan bersirip kipas)

Ordo

Scombriformes

Famili

Scombridae

Genus

Katsuwonus

Spesies

Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758)

 

B.       Habitat & Persebaran

  1. Sebaran Geografis

Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah spesies pelagis oseanik yang tersebar luas di perairan tropis dan subtropis seluruh dunia. Wilayah persebarannya meliputi:

    • Samudra Pasifik, Hindia, dan Atlantik.
    • Di Indonesia, cakalang banyak ditemukan di:
    • Laut Banda
    • Laut Maluku
    • Laut Sulawesi
    • Laut Flores
    • Samudra Hindia bagian selatan Jawa dan Nusa Tenggara

📍 Indonesia merupakan salah satu produsen cakalang terbesar dunia, terutama dari wilayah timur (Maluku, Sulawesi, Papua).

  1. Kondisi Perairan Ideal

Cakalang hidup di lapisan permukaan laut hingga kedalaman 200 meter.
Mereka sangat sensitif terhadap suhu dan salinitas air. Kondisi habitat idealnya adalah:

Faktor

Rentang Ideal

Keterangan

Suhu air

18°C – 29°C

Optimal di perairan tropis hangat

Kedalaman

0 – 260 meter

Umumnya di 0–100 meter pada siang hari

Salinitas

33–36 ppt

Stabil di perairan laut terbuka

Oksigen terlarut

>4 mg/L

Diperlukan untuk aktivitas renang cepat

Arus laut

Sedang hingga kuat

Membantu migrasi dan persebaran plankton

🎯 Cakalang sering mengikuti arus laut hangat seperti Arus Kuroshio (Pasifik barat) dan Arus Indonesia Throughflow (ITF) di wilayah Nusantara.

C.       Aspek Biologi

Ikan cakalang memiliki tubuh ramping dan aerodinamis, ciri khas ikan pelagis cepat.
Berikut karakter biologis pentingnya:

Aspek

Keterangan

Bentuk tubuh

Torpedo (fusiform), tanpa sisik besar kecuali di sekitar kepala (corselet).

Warna tubuh

Punggung biru gelap metalik, sisi bawah perak dengan 4–6 garis gelap horizontal di perut.

Sirip

Dua sirip punggung, sirip ekor bercabang kuat (forked), terdapat 7–9 finlet di belakang sirip dorsal dan anal.

Otot daging

Warna merah keabu-abuan, menunjukkan kandungan mioglobin tinggi untuk berenang cepat.

Ukuran tubuh

Umumnya panjang 50–80 cm, maksimal hingga 100 cm. Berat dewasa bisa mencapai 18–20 kg.

💡 Cakalang memiliki sistem peredaran darah khusus yang menjaga suhu otot tetap lebih hangat dari air laut, sehingga mampu berenang cepat dan terus aktif.

D.       Penangkapan & Industri

kan Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan komoditas unggulan perikanan tangkap Indonesia, terutama di kawasan Indonesia Timur seperti Maluku, Sulawesi, dan Papua. Spesies ini termasuk kelompok tuna-tongkol-cakalang (TTC) yang menjadi tulang punggung ekspor hasil laut nasional.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP, 2024):

Produksi cakalang nasional mencapai lebih dari 750 ribu ton per tahun, dengan nilai ekspor melebihi USD 1,2 miliar.

1.    Daerah Penangkapan Utama (Fishing Ground)

Wilayah perairan tempat cakalang banyak ditemukan dan ditangkap disebut Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Berikut peta sentra produksi utama:

WPP

Lokasi Perairan

Daerah Produksi Utama

WPP 714

Laut Banda

Ambon, Seram, Tual

WPP 715

Laut Maluku & Halmahera

Bitung, Ternate

WPP 716

Laut Sulawesi

Gorontalo, Tahuna

WPP 573

Samudra Hindia selatan Jawa–NTT

Cilacap, Kupang

WPP 718

Laut Arafura

Fakfak, Merauke

📍 Pelabuhan perikanan utama: Bitung, Ambon, Kendari, dan Tual — menjadi pusat ekspor cakalang terbesar.

2.     Alat Tangkap yang Digunakan

Penangkapan cakalang dilakukan dengan berbagai alat tangkap ramah lingkungan karena ikan ini hidup bergerombol di permukaan laut.

a. Pole and Line (Huhate)

·       Menggunakan pancing tangan dengan umpan ikan kecil (biasanya teri segar).

·       Nelayan memercikkan air untuk menarik gerombolan cakalang.

·       Alat tangkap tradisional namun efisien dan berkelanjutan.

·       Banyak digunakan di Ambon, Bitung, dan Maluku Utara.

b. Purse Seine (Pukat Cincin)

·       Jaring besar yang melingkari gerombolan ikan di permukaan.

·       Umumnya digunakan kapal modern dengan Fish Aggregating Devices (FADs) atau rumpon.

·       Hasil tangkap besar, cocok untuk industri ekspor dan pengalengan.

c. Hand Line dan Troll Line

·       Pancing tunggal atau rangkap yang diulur dari kapal.

·       Cocok untuk penangkapan skala kecil dan individu.

d. Rumpon (Fish Aggregating Devices – FADs)

·       Alat bantu untuk menarik dan mengumpulkan ikan pelagis.

·       Ditempatkan di laut dalam (kedalaman > 1000 m).

·       Meningkatkan efisiensi operasi tangkap hingga 60%.

3.     Teknologi dan Kapal Penangkapan

Kapal penangkap cakalang di Indonesia beragam ukuran:

·       Skala kecil (5–10 GT): umumnya menggunakan hand line atau pole and line.

·       Skala menengah (10–30 GT): purse seine kecil dan rumpon laut dekat.

·       Skala industri (>30 GT): purse seine modern dengan cold storage di kapal.

Kapal modern kini dilengkapi dengan:

·       GPS Navigasi Laut

·       Fish Finder (Sonar)

·       Radio komunikasi VHF

·       Cold Storage / Ice Flake Machine

🎯 Teknologi ini memungkinkan nelayan melaut 10–20 hari dan menjaga kualitas ikan tetap segar.

4.     Nilai Ekonomi & Produk Olahan

·       Nilai: Ikan cakalang adalah komoditas penting ekspor dan pangan lokal di Indonesia. Ejournal Balitbang

·       Produk: Segar, beku, fillet, ikan asap, kaleng, dan olahan lainnya.

·       Nilai tambah terjadi bila produk diproses dengan standar mutu, dikemas dengan baik, dan dipasarkan domestik maupun ekspor.

5.    Pengelolaan & Keberlanjutan

·       Usaha pengelolaan sumber daya: Meliputi pengaturan alat tangkap, ukuran minimum tangkap, musim tangkap, dan pemantauan stok. satyaminabahari.org

·       Kondisi alam seperti suhu permukaan laut dan klorofila mempengaruhi zona tangkap potensial, yang dapat dimanfaatkan oleh nelayan cerdas. Undip E-Journal System

·       Pendekatan berkelanjutan diperlukan agar stok cakalang tetap lestari dan industri tetap stabil.

 

*    Kesimpulan

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah spesies laut yang memiliki peranan besar di sektor perikanan tangkap Indonesia—baik dari segi pangan maupun ekonomi ekspor. Dengan morfologi yang adaptif, persebaran yang luas, dan permintaan pasar yang besar, cakalang menjadi komoditas andalan. Namun agar manfaatnya berkelanjutan, diperlukan pengelolaan yang baik, pemanfaatan alat tangkap yang tepat, dan kesiapsiagaan terhadap perubahan lingkungan laut.

 

Comments

Popular posts from this blog

CARA PRODUK PERIKANAN MENEMBUS PASAR GLOBAL

BUDIDAYA IKAN GURAME CEPAT PANEN

Nelayan Cerdas Era Digital